Jerman mungkin lebih dikenal dengan bir, bratwurst, dan kastil-kastil abad pertengahan. Namun, dibalik cerita Eropa klasiknya, negara ini menyimpan jejak warisan Islam yang kaya, mulai dari masjid beraksitektur megah, museum yang menyimpan artefak berharga, hingga komunitas muslim yang aktif menjaga tradisi dan memperkaya keberagaman budaya Jerman. Bagi mahasiswa iinternasional, khusunya yang memiliki latar belakang muslim, mengenal warisan ini bukan hanya soal sejarah, tapi juga soal menemukan rasa “rumah” di negeri orang.
Masjid-Masjid Ikonik di Jerman
Salah satu simbol warisan Islam paling nyata di Jerman adalah keberadaan masjid yang tersebar di berbagai kota besar. Yang paling terkenal tentu saja Masjid pusat Köln (Cologne Central Mosque). Dibuka pada 2018, masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan budaya dan dialog antaragama. Arsitekturnya memadukan desain modern dengan elemen tradisional, seperti kubah besar dan menara tinggi, yang memberikan kesan megah sekaligus ramah.
Di Berlin, ada Sehitlik Mosque, masjid beraksitektur Ottoman yang indah dan menjadi salah satu masjid paling sering dikunjungi wisatawan. Banyak mahasiswa muslim di Berlin menjadikannya pusat pertemuan dan belajar, terutama saat bulam Ramadhan. Masjid-masjid ini sering mengadakan tur untuk umum, membuka ruang dialog, dan memperkenalkan Islam kepada masyarakat Jerman yang ingin tahu lebih banyak.
Museum dan Koleksi Artefak Islam
Jerman juga menjadi rumah bagi beberapa koleksi artefak Islam paling berharga di Eropa. Museum Seni Islam di Berlin (Museum für Islamische Kunst) menyimpan ribuan artefak, mulai dari karpet Persia, kaligrafi, keramik, hingga fragmen arsitektur dari era Kekhalifahan. Museum ini bukan sekedar tempat memajang benda-benda antik, tetapi juga wadah edukasi yang menghubungkan pengunjung dengan sejarah penjang peradaban Islam di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia.

Koleksi ini tidak hanya penting bagi sejarawan, tetapi juga bagi mahasiswa yang ingin memahami kontribusi Islam terhadap seni, arsitektur, dan ilmu pengetahuan. Mengunjungi museum-museum ini bisa menjadi pengalaman belajar yang melampaui ruang kelas, sekaligus memperluas perspektif tentang keterhubungan budaya.
Komunitas Muslin yang Aktif
Keberadaan komunitas muslim di Jerman tidak lepas dari sejarah migrasi, terutama sejak tahun 1960-an ketika banyak pekerja dari Turki datang ke Jerman sebagai Gastarbeiter (pekerja tamu). Kini, komunitas muslim di Jerman sangat beragam – mencakup keturunan Turki, Arab, Bosnia, Pakistan, hingga Indonesia.
Bagi mahasiswa internasional, bergabung dengan komunitas ini bisa memeberikan banyak keuntungan. Selain jaringan sosial, ada juga kegiatan seperti pengajian, bazar kuliner halal, hingga program mentorin untuk mahasiswa baru. Beberapa universitas bahkan memiliki Muslim Student Association yang rutin mengadakan acara-acara budaya dan diskusi.
Menghargai Keberagaman
Warisan Islam di Jerman tidak hanya memperkaya panorama budaya, tetapi juga membuktikan bahwa keberagaman bisa menjadi kekuatan. Masjid, museum, dan komunitas muslim di Jerman membuka ruang untuk saling mengenal dan memahami, melampaui sekat-sekat agama dan budaya.
Bagi mahasiswa internasional, mengenal warisan ini bisa menjadi bagian dari perjalanan personal: mempelajari sejarah, merasakan solidaritas komunitas, dan membangun identitas yang lebih luas. Di negeri yang jauh dari kampung halaman, warisan Islam menjadi pengingat bahwa sejarah dan nilai-nilai yang kita bawa tidak pernah benar-benar hilang.
Add a Comment